D'Cost sekarang sudah resmi mendapatkan sertifikasi halal dari MUI untuk info lebih lanjutnya bisa dilihat di post ini D'Cost Sudah Halal
Baca-baca email dari milis Halal Baik Enak, ada satu thread yang cukup menarik perhatian saya. Ternyata salah satu restoran seafood yang cukup terkenal karena slogan mutunya yang bintang lima dan harganya yang kaki lima belum bersertifikasi halal. Masalahnya bukan pada belum bersertifikasi halal, melainkan klaim halal dari restoran ini yang setelah di teliti ternyata masih menggunakan bahan tambahan pada masakannya yang jelas-jelas tidak halal dan dilarang didalam ajaran Islam seperti arak masak.
Galau gamang ya itulah yang saya rasakan, karena sebelum adanya informasi ini, restoran ini adalah salah satu restoran favorit saya. Pertama kali saya makan di tempat ini ketika masih kuliah, saat itu dalam rangka acara buka bersama dengan teman-teman kampus. Lokasinya waktu itu di D'Cost Kemang Jakarta Selatan. Bahkan acara perpisahan saya ketika resign dari CIMBNiaga, saya mengajak rekan-rekan kerja saya makan di D'Cost Bintaro. Dan bahkan, pada acara perpisahan dengan teman kerja saya yang resign, sudah menjadi tradisi untuk membuat acara makan-makan siang di D'Cost Mall Ambassador. Kesan pertama saya makan disini adalah pelayanannya yang canggih, masing-masing pelayan dilengkapi gadget untuk menulis pesanan pelanggan sehingga waktu pelayanannya bisa lebih cepat dan efisien. Tempatnya juga nyaman, meskipun harga menu makanannya murah tapi tidak terkesan murahan.
Belum halalnya restoran ini diketahui setelah salah satu rekan milis Halal Baik Enak melakukan audit personal ke dapur D'Cost ketika dia dan keluarganya akan makan siang di restoran ini. Dari audit personal itulah diketahui bahwa salah satu bahan campuran untuk membuat masakan di restoran ini masih menggunakan arak masak. Awalnya rekan milis ini tertarik makan disini karena klaim halal dan ramainya restoran ini. Setelah melakukan perbincangan dengan pegawai serta yang berwenang di restoran ini dan melakukan inspeksi kedalam dapurnya, terlihatlah botol-botol arak masak yang akan digunakan sebagai pelengkap masakan.
Hasil temuan ini bahkan dimuat disalah satu edisi majalah Aulia No.10 tahun IX jumadil ula 1433-jumadil tsani 1433/ april 2012. Semenjak saya tahu informasi ini, sampai saat ini saya tidak pernah makan disini lagi. Begitu juga dengan teman-teman saya, akhirnya tidak pernah lagi mengadakan acara apapun di restoran ini.
Baca-baca email dari milis Halal Baik Enak, ada satu thread yang cukup menarik perhatian saya. Ternyata salah satu restoran seafood yang cukup terkenal karena slogan mutunya yang bintang lima dan harganya yang kaki lima belum bersertifikasi halal. Masalahnya bukan pada belum bersertifikasi halal, melainkan klaim halal dari restoran ini yang setelah di teliti ternyata masih menggunakan bahan tambahan pada masakannya yang jelas-jelas tidak halal dan dilarang didalam ajaran Islam seperti arak masak.
Galau gamang ya itulah yang saya rasakan, karena sebelum adanya informasi ini, restoran ini adalah salah satu restoran favorit saya. Pertama kali saya makan di tempat ini ketika masih kuliah, saat itu dalam rangka acara buka bersama dengan teman-teman kampus. Lokasinya waktu itu di D'Cost Kemang Jakarta Selatan. Bahkan acara perpisahan saya ketika resign dari CIMBNiaga, saya mengajak rekan-rekan kerja saya makan di D'Cost Bintaro. Dan bahkan, pada acara perpisahan dengan teman kerja saya yang resign, sudah menjadi tradisi untuk membuat acara makan-makan siang di D'Cost Mall Ambassador. Kesan pertama saya makan disini adalah pelayanannya yang canggih, masing-masing pelayan dilengkapi gadget untuk menulis pesanan pelanggan sehingga waktu pelayanannya bisa lebih cepat dan efisien. Tempatnya juga nyaman, meskipun harga menu makanannya murah tapi tidak terkesan murahan.
Belum halalnya restoran ini diketahui setelah salah satu rekan milis Halal Baik Enak melakukan audit personal ke dapur D'Cost ketika dia dan keluarganya akan makan siang di restoran ini. Dari audit personal itulah diketahui bahwa salah satu bahan campuran untuk membuat masakan di restoran ini masih menggunakan arak masak. Awalnya rekan milis ini tertarik makan disini karena klaim halal dan ramainya restoran ini. Setelah melakukan perbincangan dengan pegawai serta yang berwenang di restoran ini dan melakukan inspeksi kedalam dapurnya, terlihatlah botol-botol arak masak yang akan digunakan sebagai pelengkap masakan.
Hasil temuan ini bahkan dimuat disalah satu edisi majalah Aulia No.10 tahun IX jumadil ula 1433-jumadil tsani 1433/ april 2012. Semenjak saya tahu informasi ini, sampai saat ini saya tidak pernah makan disini lagi. Begitu juga dengan teman-teman saya, akhirnya tidak pernah lagi mengadakan acara apapun di restoran ini.