Pagi hari terasa sangat segar sekali setelah berisitrahat dari perjalanan jauh ke Semarang. Di pagi itu ada seorang ibu membawa gendongan lewat depan rumah, ternyata ibu adalah penjual Jamu Majun. Dibawa dengan gendongan seperti jamu gendong hanya saja gendongannya tidak berisi botol-botol jamu melainkan sebuat kendi besar yang berisi jamu Majun panas. Kendi itulah yang dinamakan Majun sehingga dari sinilah disebut dengan nama Jamu Majun.
Beli semangkuk Majun cukup Rp2000 saja, bentuknya seperti bubur bayi, berwarna krem kecoklatan dengan uap panas yang masih mengepul. Kata ibu penjualnya, jamu ini dibuat dari tepung ketan. Untuk penyajiannya biasanya ditaburi dengan sedikit tepung berwarna putih yang dibuat dari campuran serbuk jahe dan lada. Teksturnya agak kental dan lengket, terasa hangat jahe dan lada di lidah bercampur dengan rasa manis dan rempah, nikmat sekali….cocok sekali sebagai penghangat badan di pagi hari. Kata kakak jamu ini biasa dikonsumsi di pagi hari agar tidak kedinginan dan bisa menyembuhkan masuk angin. Kalau sudah dingin rasanya tidak enak, jadi sepeti bubur ketan biasa.