Kebagian shift malam lagi, jadi bisa icip-icip kuliner dan makanan yang ada di sekitar stasiun Gondangdia. Makan malam di warung bakmi goreng jawa Pak Minto, tapi kali ini tidak makan bakminya melainkan mencoba makanan lainnya yaitu tongseng Pak Minto. Kalau minggu-minggu kemarin sudah mencoba bakmi, kwetiau, dan nasi gorengnya…sekarang mencoba tongsengnya. Tidak perlu menunggu waktu terlalu lama untuk menikmati tongseng Pak Minto, hanya menunggu sebentar dan tongseng pun sudah siap untuk dimakan. Tidak seperti menu makanan lainnya disini yang harus dimasak terlebih dahulu, tongsengnya sudah tersedia di dalam kuali besar, jadi tinggal dimasak sebentar dengan campuran daging yang diinginkan dan tongseng sudah siap disantap.
Ada yang berbeda dengan tongseng Pak Minto dengan tongseng lain yang biasa saya nikmati. Kuah tongsengnya berwarna merah, kuah tongseng inilah yang juga dijadikan sebagai pelengkap masakan lainnya seperti bakmi dan nasi goreng, makanya warnanya menjadi merah dan memiliki citarasa yang khas. Melihat kuah merah tongseng ini awalnya yang ada di benak saya adalah rasanya yang bakal pedas, tapi setelah dicoba…ternyata rasanya tidak begitu pedas, kuahnya terasa gurih dan rempahnya terasa sangat kuat sekali.
Sepiring tongseng ayam dengan nasi dan minum harganya Rp15000 saja. Cukup standar menurut saya, tidak murah dan tidak mahal. Kalau dari rasa, terus terang saya lebih suka nasi goreng atau bakmi goreng jawanya. Masih lebih enak tongseng solo menurut saya.