Bakmi jawa yang satu ini berlokasi di stasiun Gondangdia, Bakmi
Jawa Pak H Minto namanya atau biasa disebut juga Bakmi Jawa Cut Mutiah, sesuai
dengan nama yang tertera pada daftar menunya. Katanya sudah ada sejak tahun
1964, cukup lama juga dan masih bisa bertahan sampai hari ini. Lokasinya berada
di bawah stasiun Gondangdia tepatnya di arah selatan ujung stasiun persis di
seberang Mesjid Cut Meutia. Berjualannya hanya malam saja, kalau siang tempat
ini tutup. Biasanya menjelang sore dan maghrib tempat ini sudah mulai melayani
dan dipenuhi pelanggan.
Kebetulan lagi pas
dapat jadwal shift malam, akhirnya bisa mampir kesini. Biasanya cuma lewatin
aja, karena gak sempat mampir, lagi buru-buru ngejar kereta pulang. Penasaran
juga sama bakmi jawa ini, karena setiap lewat sini selalu ramai, akhirnya
mampir makan juga kesini. Saya pesan kwetiau goreng ayam dan segelas teh tawar
hangat. Tidak menunggu terlalu lama akhirnya pesanan kwetiau goreng ayam saya
sudah jadi. Disajikan dengan sederhana dan menggugah selera.
Ada rasa yang agak
berbeda dari kwetiau goreng ayam disini, mungkin karena sebenarnya tempat ini
adalah warung bakmi jawa, bumbu yang digunakan sedikit berbeda dari kwetiau
goreng yang lain. Berbeda dengan kwetiau goreng Chinese food yang biasa saya
nikmati, kalau ini namanya kwetiau goreng jawa. Ada tekstur rasa yang tidak
saya dapati di tempat lain, mungkin inilah yang menjadi citarasa khas menu makanan
di tempat makan ini. Selain daging ayam, ada campuran lain seperti bakwan atau gorengan
yang di potong kecil-kecil. Rasanya agak garing dan gurih. Irisan tomat yang
besar khas bakmi jawa membuat kwetiau goreng ini berbeda dengan kwetiau goreng
yang saya pernah rasakan di tempat lain, terasa lebih segar. Harganya cukup
standar, Rp11.000 sudah bisa mendapatkan seporsi kwetiau goreng jawa.
Selain kwetiau goreng sebenarnya tempat ini lebih dikenal dengan
bakmi jawa dan gulai tongsengnya. Tapi hari ini saya tidak memesannya, mungkin
lain kali akan saya coba.